Alis Tak Simetris

Di sela-sela makan siang di kantin bersama Mas Karso, terselip pembahasan mengenai media sosial. Mas Karso berkelakar bahwa hidupnya menjadi lebih tenang semenjak aplikasi Facebook hilang secara tak sengaja dari handphone-nya. Terlalu banyak hate speech korban politik katanya.

Hampir sama dangan yang saya alami, namun saya secara sengaja menghapus aplikasi Facebook dari handphone. Lebih ekstrim lagi, saya meng-unfollow semua yang ada di daftar pertemanan Facebook.

Walau tidak memasang aplikasi Facebook di handphone, sesekali saya masih mengaksesnya melalui browser di laptop. Jadi, ketika membuka Facebook dari browser, enggak peduli artis terkenal, artis abal-abal, anak alay, anak robot, hijaber cantik, hijaber cabe-cabean, mastah asli, mastah aspal, mastah penghisap darah newbie, ustadz beneran, ustadz karbitan semuanya saya babat habis. Saya unfollow dengan bantuan plugin script browser Google Chrome.

Akibatnya Newsfeed Facebook jadi sepi macam kuburan ditinggal mudik lebaran. Malah iklan-iklan dari Facebook keluar membanjiri newsfeed. Walaah podho ae tibake. Maka daripada dicekoki iklan melulu oleh Facebook, saya kembali memilih akun-akun yang oke untuk di-follow dari daftar pertemanan Facebook.

Terkait dengan urusan follow mem-follow ini, saya melalukukan kesalahan pada media sosial lain yang masih ada di bawah naungan Facebook, yaitu Instagram. Entah bagaimana ceritanya, di kolom suggestion Instagram muncul wajah-wajah bening tertutup hijab di foto avatar-nya.

Hmm, sebagai lelaki normal ini adalah godaan yang maha berat. Jempol dan akal menjadi tak sejalan. Jempol mejadi lebih patuh kepada hasrat untuk mem-follow akun-akun bening itu. Sekali kumat bisa lebih dari lima juta akun Instgram bening yang saya follow.

Lamat-lamat beranda Instagram saya dipenuhi akun-akun bening berhijab. Sorot mata teduh dan pakaian warna-warni yang menarik perhatian. Riasan wajah pun tak mau ketinggalan, tampil modis penuh gaya.

Alis kanan dan alis kiri memiliki ketebalan yang sama dan bentuk yang simetris. Kesimetrisan bentuk pinsil alis itu menambah keanggunan wajah yang memang sudah cantik dari sononya. Tapi kemudian saya mulai berfikir, jika alis yang asli perlu dipermak dengan alis pinsil, besar kemungkinan alis aslinya tipis dan segaris.

Selama bermain Instagram sesekali saya temui wanita dengan bentuk alis pinsil terlalu tebal, jadinya malah mirip alis Sinchan. Ada juga bentuk pinsil alis yang tak simetris. Antara alis kanan dan kiri entah tebal sebelah atau panjang sebelah. Tapi saya lebih sering menemui bentuk pinsil alis yang tak proporsional ketika jalan-jalan di mall. Tapi belum pernah menemui bentuk pinsil alis yang menutupi sepertiga jidat, haha.

Ahh betapa tren lukis alis ini begitu menjamur sekarang. Tutorial-tutorial make up bertebaran di Youtube. Membuat para wanita berlomba mempercantik diri untuk tampil di muka publik. Padahal kecantikan alami tanpa make up menurut saya lebih menarik. Kalaupun perlu ber-make up-ria tak perlu lah berlebihan.

Kembali kepada bahasan akun-akun bening berhijab di Instagram. Nah, saya cukup menyesal mem-follow akun-akun bening berhijab di Instagram. Mereka memang cantik mempesona tapi hanya bisa dilihat. Ini kan namanya ilusi. Semacam melakukan hal yang sia-sia.

Kebanyakan akun bening berhijab yang saya follow adalah brand ambassador atau pun meng-endorse sebuah produk. Jadi semacam kesia-siaan juga produk yang mereka rekomendasikan untuk saya, karena kebanyakan produk-produk untuk wanita.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka satu persatu saya unfollow massal akun-akun bening berhijab dari daftar pertemanan Instagram. Ternyata proses unfollow lebih lama daripada proses follow, karena membutuhkan konfirmasi ulang.

Alhamdulillah akun-akun bening berhijab beralis simeteris sudah kelar saya unfollow. Tak lama saya mengunggah sebuah doa’a di Instagram. Doa yang agak sedikit konyol sebenarnya. Tapi semoga dikabulkan, haha..

https://www.instagram.com/p/BRI22L0F-Vt/

Sekian semoga menghibur..

Salam..
Dia yang sedang berlindung dari akun-akun instagram bening…

5 thoughts on “Alis Tak Simetris

  1. Haha sebagai wanita yang selalu tampil ‘bared face’, saya cukup senang lho mas mengetahui kenyataan ada beberapa laki-laki di dunia ini yang senang melihat wanita tanpa riasan berlebihan.

    Laki-laki adalah penyebab utama banyak wanita menjadi pemuja make up. Menomersatukan tampilan wajah mereka. Cukup sedih saya melihatnya. Dan maaf bila saya menyalahkan laki-laki. Laki-laki di Indonesia, sebagian besar, mengset manifestasi cantik ya seperti Raissa bila tidak berjilbab dan seperti brand ambassador produk kecantikan bila berjilbab. Akibatnya seperti sekarang. Nyaris semua wanita yang saya kenal menyibukkan diri dengan make up dan tetek bengeknya. Agar menarik laki-laki. Agar dipilih. Dilamar. Diberi kepastian.

    Saya pun sadar kalo laki-laki juga korban industri kecantikan. Mereka dibuat bermimpi untuk mendapatkan wanita seperti brand ambassador wanita cantik itu. Dan mereka secara naluriah mengset standar kecantikan versi brand ambassador. Cukup miris melihat hal ini.

    Semoga istiqomah untuk unfollow ya mas. Saya sejujurnya kurang setuju sama wanita yang suka foto diri dengan memperlihatkan kecantikan mereka. Menurut saya mereka sedang dieksploitasi oleh kecantikan. Seharusnya mereka sadar kalo di luar sana, banyak laki-laki yang berfantasi tentang mereka dan itu berbahaya.

    Selamat hari wanita btw mas 😀

    Like

  2. Setiap menonton film Quantico, saya selalu membayangkan betapa susahnya penata rias mempertebal alis para artis. Untungnya Alex Parrish yg diperankan oleh Piyanka Chopra ini sudah diberkahi alis tebal dan mata indah khas wanita India dan Pakistan.
    Dalam syair bahasa madura, kalimat ketika memuji kecantikan seorang wanita sering menggunakan istilah “ales tangghel sakalian. Istilah ini juga digunakan dalam syair ketika memuji keanggunan fisik dan akhlak Nabi Yusuf AS. Secara harfiah, artinya “alis tanggal satu”. Arti yg dimaksud adalah alisnya melengkung seperti bulan sabit tanggal satu, menggunakan kalender hijriah tentunya. Jika menggunakan kalender masehi, saya tidak bisa membayangkan seperti apa bentuk alisnya. Itulah salah satu kriteria wanita cantik jaman dulu. Tapi belakangan ini kriteria itu sudah agak bergeser, wanita sudah tidak suka alis yg seperti bulan sabit. Mungkin karena selera pria juga berubah atau selera pria mengikuti selera pasar? Sekarang eranya alis tebal seperti bulan tanggal 3. Alis yg aslinya tidak memenuhi kriteria imkanur rukyat MABIMS, tiba2 bisa seperti tanggal 3, kadang sampai tanggal 5. Dengan bantuan make up, bim salabim….semua bisa terwujud. Ah sudahlah, toh itu alis mereka sendiri. Mengapa saya mengomentari, padahal juga menikmati alis tebal yang lagi booming itu.

    Like

  3. Alis Shinchan kayaknya lagi trend hihihi. Melukis alis ternyata susah buat saya. Pernah sekali saat nikah, alis saya rada dicukur ma perias. Setelah itu saya rada kerepotan karena harus bikin alis setiap mau keluar rumah. Sekarang alis saya udah balik ke asli. Gak mau lagi deh dicukur alisnya 😄

    Like

  4. Wkwk.. menarik. Memang memfollow akun yang belakangan kita sesali sering juga saya lakukan. Karena gelap mata umumnya. Dan betul, unfollow itu ebih repot, jadi lebih baik sangat-sangat selektif dalam memfollow
    Mengenai alis itu, ah malas membahasnya. Entah harus bilang bagaimana supaya banyak perempuan mengerti kalau masih sangat banyak laki-laki di luar sana yang menghargai tinggi penampilan natural, bukannya make-up natural

    Like

  5. Wah setuju itu, masih banyak kok laki-laki yang suka penampilan natural wanita tanpa harus memakai pensil alis yang kadang terkesan menor wkwk. Masalah percaya diri atau tidak, yakin pada diri sendiri jauh lebih baik dengan mensyukuri yang apa adanya seperti itu.

    Like

Leave a reply to mfadel Cancel reply