Mereduksi Kemalasan

Desidiam recesseras, adalah bahasa Latin yang bermakna kemalasan. Tulisan kali ini masih setali tiga uang dengan tulisan sebelumnya. Masih membahas penyebab kemalasan.

Seperti pembahasan sebelumnya, penyebab pertama kemalasan adalah distraksi oleh hal remeh temeh yang lebih mudah dilakukan daripada hal utama. Hal utama yang menjadi tujuan.

Kali ini masuk pada pembahasan penyebab kedua kemalasan. Pada artikel sebelumnya, jika dibaca dengan lebih jeli, saya sudah sedikit menyinggung penyebab kedua dari kemalasan ini.

Penyebab kedua rasa malas yang saya maksud adalah rasa takut. Nantinya rasa takut inilah yang akan menghalangi seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Terjadilah penundaan.

Semasa kuliah dulu, saya memiliki ketakutan berlebihan terhadap monster bernama skripsi. Sehingga menunda-nunda pengerjaannya. Belum lagi ketika berjodoh dengan dosen pembimbing yang terkenal sangar, makin ciutlah nyali ini menghadapi monster skripsi.

Tapi untunglah saya berhasil melewati monster skripsi itu. Berhasil mengalahkannya layaknya Ultraman yang sudah berkedipan alarm di dada tanda kehabisan waktu ketika melawan monster. Setelah dihadapi, apa yang ditakutkan tidak semenyeramkan kenyataannya.

Paling tidak saya bersyukur sekali pernah mengalami masa-masa kritis itu, hmm lebay banget sih yaak, cuman skripsi ini hihi. Eeehh tapi jangan salah, sekali dua kali mimpi buruk ketika ujian skripsi hadir dalam tidur saya. Entahlah mungkin ada emosi yang belum release.

Mengerjakan skripsi adalah salah satu pengalaman paling berkesan dalam menghadapi rasa takut yang pernah saya alami.

Dari pengalaman itu, saya mengambil pelajaran bahwa rasa takut sering kali menjadi muslihat. Muslihat yang menghalangi dari tindakan yang seharusnya dilakukan.

Padahal sering kali ketakutan-ketakutan dalam pikiran yang terlintas, tak semengerikan kenyataan yang terjadi.

Lalu bagaimanakah metode untuk mengatasi rasa takut berlebihan sehingga berujung pada kemalasan..? 

Kali ini saya tak akan bersikap nggapleki. Saya akan memberitahu apa yang saya lakukan dalam mengatasi rasa takut.

Untuk mengatasi rasa takut yang kerap saya alami maka saya perlahan-lahan belajar tentang mindfulness. Tak hanya belajar, tapi juga harus dipraktikkan agar mendapatkan hasil maksimal.

Apakah itu mindfulness dan bagaimanakah cara melatihnya..? 

hmmm, untuk perkara penjelasan tentang mindfulness in, saya akan kembali bersikap nggapleki. Karena sedang maleeees bangeeeet. Bihihihi…

Capek juga yaa ternyata ngeblog melalui aplikasi di handphone.

Salam
dia yang sedang beradaptasi dengan aplikasi wordpress di handphone.

7 thoughts on “Mereduksi Kemalasan

Leave a comment