Kamu tahu, jika hipotermia tak segera ditangani, maka perlahan-lahan akan menghantarkan penderitanya pada gerbang kematian. Aku sendiri sudah lama tahu akan hal ini, khususnya ketika menonton film Vertical Limit.
Tapi memang aku sendiri sedang merasa kurang kerjaan menulis hal-hal semacam ini, walau sebenarnya pekerjaan sedang menumpuk di sudut meja. Biarlah, biarakan mereka -tumpukan pekerjaan itu- merasa diabaikan sejenak. Aku tahu mereka itu layaknya perempuan puber, jinak-jinak tahi ayam. Ketika dicuekin malah semakin meminta perhatian, menjadi semakin ganjen.
Bersyukur sekali aku tak sampai mengalami hipotermia dalam ruangan. Rupanya bertahun-tahun hidup di Jakarta yang terkenal sangar akan suasana gerahnya telah merubah presepsi ujung syaraf Rufini dan Krause di permukaan kulitku.
Ujung syaraf Krause menjadi lebih sensitif terhadap dingin. Sedangkan ujung syaraf Rufini menjadi lebih kebas terhadap panas. Ketika pulang ke Malang, aku merasa begitu kedinginan. Padahal dulu sebelum hijrah ke Jakarta, aku merasa nyaman-nyaman saja terhadap kondisi temperatur kota tercinta itu. Tapi asal kamu tahu saja, nilai pelajaran Biologiku pas-pasan.
Hipotermia? hmmm yaa tepat di atas kepalaku semanjak hari Senin lalu, menyembur udara yang sudah mengalami proses perpindahan kalor melalui kondesor. Udara itu menjadi terlalu dingin menerpa pori-pori kulit kepalaku.
Coba perhatikan foto di bawah ini, suram sekali rasanya ketika melihat muara pendingin ruangan sampai mengembun. Ditambah dengan dislokasi perilaku ujung syaraf Rufini dan Krause di sekujur permukaan kulitku, maka menggigillah tubuh berusia tiga puluh tahunan ini. hmmm yaa aku tak lagi muda-muda banget, sudah mulai memasuki area usia Oom-Oom. Lebih tepatnya Oom-Oom rasa Mas-Mas. Mohon hentikan niatanmu untuk berunjuk rasa atas statement nggaphleki ini.
Ketika keluar ruangan demi menyerap hangat mentari, aku merasakan tubuh ini menghangat. Bahkan cenderung panas. Jadi tak salah rasanya jika istriku menyebutku hot Oom-Oom of the year. Damn, satu rahasia kampretku terkuak lagi.
Kenyamanan kerja tentu berbanding lurus dengan kondisi badan. Ini memang tampak manja sekali, tapi beginilah kenyataannya.
Coba saja kamu ingat-ingat ketika tubuhmu sedang menderita influenza, kemudian dipaksa oleh Ibu Guru Cantik pengajar Matematika di SMA mengerjakan persoalan kalkulus integral pangkat tiga pada angka-angka imajiner.
Yaaak belum selesai mengerjakan kerja rodi kalkulus itu, pasti kamu pingsan dan digotong kawan-kawan sekelasmu ke UKS. Kamu pingsan bukan karena tak bisa mengerjakan soal itu, tapi lebih karena kamu nervous berada di dekat Ibu Guru Cantik yang diam-diam kamu taksir itu. Lagu lama anak SMA.
Sama halnya dengan dunia kerja, tempat kerja yang membuat badan meriang tentu akan menghadirkan ketidaknyamanan saat berkarya. Temperatur dingin yang berlebihan bagiku cukup menyiksa.
Apalah daya, jaket bertudung warna kelabu yang kumiliki sedang berteduh di laundry langganan. Sudah lebih dari tiga hari, harusnya sudah selesai. Hanya saja aku malas untuk mengambilnya.
Aku kedinginan. Mau berpelukan dengan teman sekantor rasanya kok aneh. Kami bukan sekumpulan Teletubbies. Minum kopi pahit ternyata tak bisa menghangatkan badan. Mamang penjual bandrek tidak beroperasi di sekitar tempat kerjaku.
Tak kurang akal, aku bertanya kepada Ronaldo, rekan kerjaku yang ginjur-ginjur itu. Seingatku dia punya spare helm yang ia taruh di dalam lemarinya di kantor. Lemari itu tepat di belakangnya.
“Do, pinjem helm lu dong. Masih ada di sini gak..?” tanyaku tanpa pikir panjang kepada Ronaldo. Aku kedinginan, harus berpikir tan bertindak cepat sebelum kutu-kutu dirambutku hijrah ke hutan tropis yang lebih hangat di lapangan depan kantor.
“Ada bang, nih pake aja,” sahut Ronaldo sambil menyerahkan helm hijau full face mirip helm yang biasanya dibawa oleh abang-abang ojeg online. There you goo beginilah kira-kira penampakanku ketika tak kuat menahan dingin di dalam ruangan kerja. Aku berlagak seperti abang ojeg
Semoga tulisan singkat ini sedikit menghibur hatimu. Beginilah diriku, ketika sedang butuh hiburan, aku malah berindak sedikit absurd.
Salam,
DiPtra
Featured Image by Noah Silliman on Unsplash
Originally posted on diptra.id
om om , ojek yah….
ketje, bekerja di depan komputer harus safety, pakai helm biar radiasi komputer tidak ke saraf kepala, good job om Dip
LikeLiked by 1 person
haha iyaa Om sekalian sefety first soalnya tempat kerjaku gedung tua, kadang plafonnya ada yang jatuh.
LikeLike
Hahahaha . . . berangkaaat . . .
LikeLiked by 1 person
berangkat ke mana bang, ke pasar malem di desa sebelah?
LikeLike
Om. Yaaa om…
Perumpaannya kamfret banget. Masa perempuan puber tuh jinak2 tai ayam…
Demo loh ini sbagai wanita dewasa.hahaha
LikeLiked by 1 person
naah kalo Wanita dewasa bukan jinak-jinak tahi ayam, tpai jinak-jinak pinang dibelah dua. halah.
LikeLike
Huapaaa itu…
LikeLike
Kerja nyaman tanpa takut kena tilang.
Sepakat. Saya kalau pulang ke rumah di Wonosobo dari Jogja mengalami hal yang sama. Kedinginan.
LikeLiked by 1 person
ditiliang sih enggak. cuman yaa dipelototin aja sama orang-orang. “Ni anak aneh bener,” gitu batin mereka sambil menyesali kehadiranku di tempat kerja.
LikeLike
Aku pun kalau lama dari Blitar balik ke Malang juga kedinginan. Padahal tetanggaan aja. Inikah tetangga beda rasa?
LikeLiked by 1 person
hihi Blitar kan emang panas mba Suci. Tapi Malang sesekali juga berasa panas kok.
LikeLike
Oom Dip kok helmnya ada namanya cewek.. itu helmnya Oom Ronaldo apa istrinya 😦
LikeLiked by 1 person
ga tau deh itu Oktaviani siapa. Kayaknya sih mantannya bang Ronaldo.
LikeLiked by 1 person
Nama mantanpun abadi dihelm 😂
LikeLike
Oktaviani? 😕
LikeLiked by 2 people
Iya Mang, Oktaviani bukan Yati Otavia.
LikeLike
Sampe pengkolan depan..berapa om???😎😎😎😎😂😂
LikeLiked by 1 person
Karena manggilnya Oom jadinya ke pengkolan depan 100rb.
LikeLike
Hahah😂😂😂😂 klo gtu dpanggil mbah aja biar gratiss😂😂😄😄😄
LikeLike
Kalau gurunya cantik, aku bertahan Bang, sungguh.
LikeLiked by 1 person
Gak mau komen soal tulisan ini, aku cm mau tanya, kenapa post di blog ini gak cuma sesekali mampir di berandaku 😄😅
LikeLiked by 1 person
jadi postingan ini keluar beberapa kali di beranda wordpressmu ya Nu?
LikeLike
Iya jarang banget, jadi aku hrus ke ke blog mas dip dulu, baru tau ada post apa, mau komen tryta udah tulisan bbrpa mnggu yg lalu 🙄
LikeLiked by 1 person
owwh gitu hiks. masih bermasalah kalo gitu Nu wordpressku hiks..
LikeLike
kalau aku lari ke pantri bikin cokelat hangat 😀
LikeLike
maaf, boleh tanya ya kak, nama tema yg kaka pakai apa ya?
LikeLike
owh massf salah. kalo yang ini saya pake nya Toujour mas.
LikeLike
Oalah tojours, btw aku mbk ding bukan mas😂
LikeLike
bwihihih maaf maaf mba. saya ndak lihat profile fotonya. bagus kan themesnya hehe.
LikeLike
Iya gpp. Wahaha dlu wktu sy coment themenya beda, bukan yg ini mas kli ga salah
LikeLike