Pulang

Seharian ini eksperimen manajemen waktu menggunakan Microsoft Outlook Calendar. Kali ini saya mencoba metode Time Blocking1 temuan Cal Newport.

Prinsip metode Time Blocking cukup sederhana. Pertama, menentukan durasi waktu tiap poin pekerjaan. Kedua, mengesampingkan distraksi. Dan yang terakhir, evaluasi efisiensi dan efektifitas penentuan durasi waktu.

Oh iya, penentuan target boleh juga dimasukkan dalam prinsip manajemen waktu ala Time Blocking. Target hari ini sih, pekerjaan yang sempat tertunda beberapa waktu lalu kelar sebelum jam lima sore. Karena saya harus ke stasion Pasar Senen untuk pulang kampung ke Malang.

Alhamdulillah, walau ada satu dua distraksi, target pekerjaan yang direncanakan selesai. Saya berpendapat, bahwa dengan menentukan target, fokus akan lebih terjaga walaupun ada distraksi dari sekitar.

Akhirnya, mau tidak mau saya nulis blog ini di dalam kereta Majapahit dari stasion Pasar Senen menuju Malang. Lumayan lama juga, lima belas jam lima puluh menit durasi perjalanan dari Jakarta ke Malang.

Perjalanan kali ini dapat nomor kursi 18B di gerbong 6. Di depan saya duduk seorang bapak dengan kisaran usia enam puluh tahun. Di sebelahnya ada mbak-mbak berjilbab kuning berjaket hitam.

Si bapak turun di Cirebon. Si mbaknya turun di Solo. Di sebelah saya juga ada seorang bapak dengan kepala plontos berkaos polo merah.

Perjalanan kereta api enam belas jam. Sebagian teman saya berujar lama banget perjalanannya. Tapi karena sudah terbiasa, jangka waktu enam belas jam tidaklah terlalu lama.

Hal yang paling susah untuk diatasi dalam menempuh perjalanan dengan durasi waktu cukup lama adalah perkara kebosanan. Dulu awal-awal naik kereta api jurusan Jakarta – Malang bosan sekali rasanya berada di dalam kereta.

Tapi dengan menikmati suasana di dalam kereta. Lalu-lalang petugas kereta maupun penumpang lainnya. Goyangan-goyangan kereta ketika bermanuver dan sebagainya cukup menarik ketika diperhatikan dengan seksama.

Menikmati saat ini di segala tempat yang disinggahi adalah salah satu kunci menikmati hidup. Dari sini saya menarik kesimpulan bahwa berlatih mindfulness merupakan salah satu cara untuk menikmati hidup. Karena dalam mindfulness ditekankan untuk hadir secara utuh di saat ini. Being present.

Salam..
DiPtra

p.s seperti kemarin, hari ini cuma latihan mindfulness sebelas menit. Itupun di ruang tunggu kereta di Stasion. Latihan hening di tempat ramai menjadi tantangan tersendiri.

Kunci Kebahagiaan Nomer Wahid

“Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful.” — Herman Cain

Untuk merasa bahagia, mau tidak mau harus dimulai dari diri sendiri dulu. Karena kalau menanti suntikan kebahagiaan dari orang lain wah bisa keburu lebaran kuda baru bahagia. Itu pun kalau kudanya ngerti perihal lebaran.

Dari pernyataan Herman Cain di atas, jika menggunakan silogisme, maka kunci kebahagiaan adalah mencintai apa yang sedang kita kerjakan. Atau bisa jadi bermakna juga mencintai pekerjaan kita sekarang.

Lantas, apakah kunci kebahagiaan nomor wahid..? 

Sebenarnya sih kunci kebahagiaan nomer wahid itu enggak ada, karena kebahagiaan seringkali berbentuk kondisional. Seperti halnya orang lapar, maka kebahagiaanya adalah ketika bertemu dengan makanan.

Pemuda yang sedang jatuh cinta, maka kebahagiaannya adalah ketika cintanya diterima. Pelajar yang menempuh UN, maka kebahagiaannya adalah lulus ujian dengan nilai memuaskan.

Ibu yang sedang hamil, merasa bahagia ketika bayinya kelak lahir dengan selamat dan sehat. Seorang pedagang merasa bahagia ketika barang dagangannya laris manis.

Begitu juga dengan orang yang menyesali perbuatan salahnya, maka kebahagiaannya terletak pada pintu maaf.

Memang sih beberapa petuah bijak yang pernah saya dengar mengatakan bahwa kebahagiaan tidak membutuhkan syarat. Karena ketika syarat atau kondisi yang diharapkan tidak sesuai harapan, biasanya akan muncul kekecewaan.

Lantas timbullah pertanyaan dalam diri saya, apakah tidak boleh berbahagia jika harapan terpenuhi, dan apakah tidak boleh merasai kecewa ketika harapan tidak terpenuhi..? 

Entahlah saya juga bingung menghadapi pertanyaan ini, yang jelas selama di dalam perjalanan dengan kereta kali ini, kebahagiaan saya terletak pada kerinduan bertemu dengan keluarga. Sebuah perjalanan dengan rentang waktu 16 jam antara Jakarta – Malang yang lumayan rutin saya jalani. Perjalanan mengurai rindu.

Salam..
DiPtra